Social Icons

Jumat, 29 Agustus 2014

Pemakaman

Pemakaman (permakaman) atau pekuburan adalah sebidang tanah yang disediakan untuk kuburan. Pemakaman bisa bersifat umum (semua orang boleh dimakamkan di sana) maupun khusus, misalnya pemakaman menurut agama, permakaman pribadi milik keluargaTaman Makam Pahlawan, dan sebagainya.

Kamis, 28 Agustus 2014

Doa Jenazah

Doa dalam shalat jenazah...
  Jika laki-laki adalah:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ
Allahummagh firlahu, warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu
“Ya Allah berikan ampunan, rahmat, kesejahteraan, dan kemaafan kepadanya.”   Adapun yang lazim digunakan sesudah takbir ke-4 yaitu:

اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلَاتَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allahumma la tahtimnaa ajrohu, wa laa taftinnaa ba'dahu, waghfir lanaa walahu
“Ya Allah, jangan kau haramkan kami memperoleh pahalanya, jangan kau biarkan fitnah menimpa kami sesudahnya, ampunilah kami dan ampunilah dia.”

Bacaan Salam

Kemudian mengucapkan salam “Assalaamu ‘alaikum warakhmatullaah” dengan suara yang jelas sambil menoleh ke kanan, lalu mengucapkan salam kedua sambil menoleh ke kiri.

Hadits Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam : 

Dari 'Amir bin Sa'ad, dari bapaknya berkata: Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi salam ke sebelah kanan dan sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya.(H.R. Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta ibnu Majah) 
  
Dari 'Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka beliau membaca salam ke sebelah kanan (menoleh ke kanan): "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh." Dan kesebelah kiri: "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi."(H.R. Al Imam Abu Dawud) 

Bacaan Salam : 
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi (Ha.R. Al Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah) 

As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi (H.R. Al Imam Muslim) 

Bacaan Alfatihah

Hadits

Dari Ubadah bin Shomit ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Tidak disebut sholat, bagi orang yang sholat, tapi tidak membaca surat Al-Fatihah. (HR : Bukhori) 

Surat Al-Fatihah :
Bismillaahirrakhmaanirraakhiim.
Alkhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. 
Arrakhmaanirrachiim. 
Maaliki yaumiddiin. 
Iyyaaka na ‘budu wa iyyaaka nasta’iin. 
Ihdinashshiraathal mustaqiim. Shiraathalladziina ‘an’amta ‘alaihim qhairil maqhdluubi ‘alaihim waladldlaallin
“Aamiin”

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Yang menguasai di Hari Pembalasan
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Bacaan Takbir

Cara Melaksanakan

Dari Salim bin Abdullah ra. Dari bapaknya, ia berkata : Bahwasanya Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya ketika beliau hendak memulai shalat, ketika takbir untuk rukuk dan ketika kembali bangkit dari rukuk, dan beliau membaca "Sami' allahu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu, sedangkan beliau tidak mengangkat tangannya waktu sujud.(HR : Bukhari)

Bacaan Takbir 

Dari Abu Hurairah ra, bahawasanya ia sholat menjadi imam bersama mereka, maka ia membaca "Allahu Akbar, setiap menunduk dan bangkit, dan seusai sholat, ia berkata Bahwasanya aku dan kalian ini sesuai dengan sholatnya Rasulullah sholallahu alaihi wassalam. (HR : Bukhari)

Takbirotul Ikhrom

Kemudian melakukan takbirotul ihrom, yaitu membaca Allahu Akbar sambil mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya ketika takbir. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di bawahnya, tetapi di atas pusar.

Hadits Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam :

"Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu' dan melakukan wudhu' sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar." (Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).

Niat Sholat Jenazah


Berdiri tegak - Niat

 

Seorang muslim yang hendak melakukan sholat hendaklah berdiri tegak setelah masuk waktu sholat dalam keadaan suci dan menutup aurat serta menghadap kiblat dengan seluruh anggota badannya tanpa miring atau menoleh ke kiri dan ke kanan.

Kemudian berniat untuk melakukan sholat yang ia maksudkanklik disini.

Doa Ahli Musibah

Keluarga yang mengalami musibah dituntut untuk bersabar dan berdoa :
اَلَّلهُمَّ اَجِرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَاخْلُفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا
Ya Allah anugrahkanlah kepadaku pahala dengan mushibah ini, dan berikan gantinya dengan yang lebih baik dari padanya”.


Sedangkan doa yang di ucapkan oleh para pengunjungnya adalah:

اَلَّلهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِيْ الْمَهْدِيِّيْنَ وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ وَاخْلَفْهُ فِيْ عَقِيْبِهِ
“Ya Allah, ampunilah fulan dan muliakanlah drajadnya, lapangkan dan terangilah kuburnya, dan berikan pengganti sepeninggalnya” (HR Muslim)

Mengingat Kematian

Zikir adalah suatu kegiatan atau ucapan yang bertujuan agar selalu ingat kepada Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Dari arti bahasa zikir berarti ingat. Berzikir untuk mengingat Allah subhanahu wa ta'la bisa dengan menyebut Asmaul Husna / nama-nama Allah subhanahu wa ta'la atau bisa juga dengan melafalkan kalimat toyyibah.

Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ 

 “Barang siapa yang akhir ucapannya La ilaaha Illallah maka dia masuk jannah (surga).”


Zikir Maut...


Zikir maut atau mengingat kematian adalah suatu perbuatan hati dan pikiran mengingat akan kematian. Bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian. Matinya seseorang yang kita anggap punya arti tersendiri dalam hidup kita, kadang-kadang menjadikan kita lupa, bahwa kematian adalah ketetapan Allah yang pasti terjadi. sering kita meratapi kematian seorang pemimpin, orang tua, sahabat, saudara, dan sebagainya. seolah-olah kita ingin hidup lebih lama bersama mereka di dunia ini. tetapi, apa daya kita jika Allah telah melaksanakan ketetapan-Nya salah satu jalan adalah mendoakan arwahnya, semoga Allah mengampuni segala dosanya dan memberikan pahala sesuai dengan amal perbuatannya.

Hal yang paling menyakitkan bagi kebanyakan orang adalah kematian. Bila diceritakan tentang kematian seolah-olah berakhirlah segalanya. Musnah sudah semua yang sudah dirintis dan diusahakannya. Berakhir sudah episode kehidupannya. Berhenti kisah hidupnya. Tak ada lagi yang dapat dilakukan, hanya tinggal mengenang dirinya.

Bagi seorang muslim kematian merupakan bagian dari episode kehidupan yang masih ada kelanjutannya. Tidak berhenti di pintu gerbang kematian saja. Kehidupan di dunia adalah ladang bagi kehidupan selanjutnya, di mana kehidupan tersebut adalah kekal abadi. Oleh karena itu bagi seorang muslim, kematian adalah pintu gerbang yang mengarahkan seseorang menuju keadaan dimana ia akan mendapat balasan atas segala perbuatannya. balasan itu berujung pada dua cabang, yaitu kebahagiaan yang abadi atau kesengsaraan yang tak berkesudahan.

Setiap muslim diajarkan bahwa ada kehidupan setelah kematian. Dengan demikian setiap muslim diperintahkan untuk mempersiapkan diri mencari bekal sebanyak-banyaknya agar mudah dihisab nanti. Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda : “Orang yang cerdas adalah orang yang mengendalikan diri dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi)

Dzikrul maut pada dasarnya melatih jiwa untuk terus mengenal dan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Peristiwa kematian baginya bukan sesuatu yang menakutkan, bukan juga merupakan keberakhiran hidup seseorang tanpa mendapat balasan. Baginya peristiwa kematian merupakan pertemuan hamba dengan penciptanya. Agar ia dapat bertemu dengan penciptanya dalam kebahagiaan maka ia perlu menyiapkan sebaik-baiknya bekal. Dengan persiapan inilah diharapkan kelak bila saatnya tiba ia akan menghadap Robbnya dengan keridhaan dari Robbnya sehingga bahagia di sisi Allah selamanya.


Wajaa-at sakratu almawti bialhaqqi dzaalika maa kunta minhu tahiidu

Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (QS Al Qoof, ayat 19)   

Keutamaan Dzikrul Maut...
  1. Dzikrul maut menghindarkan diri dari kampung tipu daya dan menggiatkan persiapan untuk kampung akhirat. Dalil Hadits : “Hadiah orang mu’min adalah kematian” (HR. Abu Dunya, Thabrani dan Al Hakim secara mursal dengan sanad hasan)
  2. Dzikrul maut membongkar berbagai keburukan dunia sehingga menyadarkan manusia bahwa dunia hanyalah perhiasan yang semu tak akan kekal abadi. Dalil Hadits : “Tinggal di dunia ibarat musafir yang sedang istirahat sejenak di bawah pohon untuk kemudian pergi melanjutkan perjalanan.”
  3. Dengan dzikrul maut segala kesusahan dan penderitaan dunia menjadi ringan baginya.
  4. Dzikrul maut melembutkan hati dan menajamkan bashiroh. Dengan dzikrul maut setiap insan akan merasa perlu untuk memperbaiki dirinya dan terus mengupayakan amal sholeh sebanyak-banyaknya sehingga ia akan berhati-hati dan lebih menghargai orang lain karena baginya tidak ada yang abadi di dunia ini dan setiap orang berpotensi lebih baik dari dirinya, jadi ia tidak tertipu dengan kesenangan dan kebahagiaan semu.
  5. Dzikrul maut adalah pertanda seseorang cerdik. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata, “Aku pernah menghadap Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu salah seorang dari kaum Anshor berdiri seraya berkata, “Wahai Nabi Allah, siapakah manusia yang paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR: Ath-Thabrani, dishahihkan al-Mundziri)
Cara Menghidupkan Dzikrul Maut...


Maut adalah janji Allah yang pasti sedangkan kehadirannya dapat kapan saja. Oleh karena itu kita sebaiknya selalu mengingatkan diri pada kemungkinan bahwa setiap saat maut dapat hadir menemui kita.

Untuk menghadapi maut yang akan datang kapan saja, sebaiknya setiap kita menyiapkan diri. Sebagai contoh, perbedaan orang yang bersegera menyiapkan diri dan orang yang menunda-nunda adalah ibarat menunggu tamu yang akan berkunjung sehari lagi dengan menunggu tamu yang sepekan lagi akan berkunjung. Persiapan kita tentu akan berbeda. Bila kita mengetahui tamu yang akan datang sehari lagi, kita akan merapikan kondisi rumah dengan segera, untuk menyambut tamu tersebut, sedangkan bila tamu akan datang sepekan lagi, kita tidak terburu-buru untuk merapikan rumah tersebut karena kita berpikir masih memiliki waktu yang luang untuk menyiapkannya.

Dengan berziarah kubur dapat menghidupkan dzikrul maut. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Berziarahlah ke kubur karena hal itu dapat mengingatkan kalian akan akhirat” (Shahih Ibnu Majah, jilid I, hal 113). Karena tujuan kita berziarah kubur ada 2, yakni mengucapkan salam (mendo’akan si mayit) dan mengingat kematian. 

Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda : “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Masa mudamu sebelum masa tuamu; Masa sehatmu sebelum masa sakitmu; Masa kayamu sebelum masa kemiskinanmu; Masa luangmu sebelum masa sibukmu; Masa hidupmu sebelum masa kematianmu.” (HR. Abu Dunya dengan sanad hasan) dan dalam riwayat yang lain : “Dua nikmat yang disia-siakan oleh banyak orang ialah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Siapkan bekal, sebelum datang ajal... 


Saudaraku yang aku cintai karena Allah, sudah saatnya kita berbenah, membenahi iman kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, beribadah kepadanya, dengan mengerjakan sholat lima waktu berjama’ah di masjid, mengeluarkan zakat bagi yang telah wajib zakat, mengerjakan amalan-amalan sunnah seperti dengan memperbanyak sholat sunnah rowatib, sholat sunnah adh dhuha, sholat sunnah tahaju dan lain-lain. Jangan kita remehkan amalan meski itu kecil karena itu bisa memperberat timbangan amal sholeh kita dan juga jangan pernah kita anggap remeh dosa kecil terlebih dosa besar. Jika kita terjerumus ke dalam dosa dan maksiat segeralah bertaubat dan berusaha agar tidak mengulanginya lagi.“Tak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus dan tak ada dosa besar jika diiringi istighfar.” (ithaf as-sa’adah al-muttaqin 10/687).


Menyambut ajal, dengan senyuman...

Apa saja yang harus kita siapkan agar bisa menyambut datanganya ajal atau kematian dengan senyuman :
  1. Dengan beriman dan taqwa kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa” (QS. Al-Baqoroh : 197). 
  2. Jangan pernah menunda-nunda ibadah, karena kita tidak tahu kapan kematian mendatangi kita, gunakan waktumu sebelum kita kehilangan waktu tersebut, sehingga kita minta dikembalikan di dunia. Allah Ta’ala berfirman : “Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun :99-100)
  3. Dengan menjauhi dosa-dosa besar dan kecil. Apabila melakukan dosa segera bertaubat dengan sebenar-benarnya.
  4. Dengan senantiasa mengingat kematian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : "Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (mati)”. Dengan mengingat mati, hati akan menjadi lembut, air mata akan bercucuran karena takut kepada Allah. Dengan mengingat mati, akan mendorong kita untuk senantiasa beribadah, berusaha menjauhi dosa dan maksiat, karena takut jika kematian datang kita dalam keadaan bermaksiat.


Referensi :
1. Intisari Ihya Ulumuddin, Al Ghazali
2. Mensucikan Jiwa, Said Hawwa




Ciri Sakarotul Maut

Mengetahui tentang ciri-ciri seseorang sedang Sakaratul maut sangat penting. kita sangat memerlukannya karena bahagia atau tidaknya seseorang diakhirat nanti juga ditentukan oleh saat-saat ketika seseorang sedang menghadapi ajalnya seperti dikatakan dalam hadits: “Siapa yang akhir ucapannya: “Laa Ilaaha Illallah” dia akan masuk syurga“. Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah, Lihat Shahih Tirmidzi 3/152 dan Shahih Ibnu Majah:2/317. 

Seandainya orang yang sedang sakaratul maut itu adalah teman kita, saudara kita atau orang tua kita maka kewajiban kita adalah mentalqinnya. 


Jika kita menjumpai seseorang dalam sakaratul maut, kita dituntut untuk melakukan talqin (bimbingan) kepadanya dengan kalimah tauhid agar ia tetap dalam keadaan muslim hingga akhir hayatnya.
Sabda Nabi Muhammad sholallahu  alaihi wassalam :
لَقِّنُوْ مَوْتَاكُمْ: “لَااِلَهَ اِلَّااللهُ
Bimbinglah orang yang menghadapi kematian dengan “laa ilaaha illa allah” (HR Muslim)

Mengingat pula hadits yang berbunyi:
مَنْ كَانَ اَخِرُ كَلاَمِهِ “لَااِلَهَ اِلَّااللهُ” دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barang siapa di akhir hayatnya sempat mengucapkan “laa ilaaha illa allah”, ia akan masuk surga” (HR Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan ilmu ciri-ciri orang yang sedang mengalami sakaratul maut dengan kematian normal, bukan karena kecelakaan:
  1. Nafasnya cepat dan dangkal ...gak mirip orang yang sedang lari marathon... dan agak mendengkur;
  2. Suhu tubuh tiba-tiba naik diikuti frekuensi denyut jantung yang semakin cepat, lalu kemudian menjadi dingin diikuti menurunnya frekuensi denyut nadi;
  3. Mengalami perasaan resah dan gelisah yang sangat disertai bercucurannya keringat;
  4. Tangannya kebiru-biruan, mendinginnya sekujur tubuh yang dimulai dari bagian kaki lalu seluruh tubuh;
  5. Mulutnya mengeluarkan kata-kata yang paling sering ia katakan. Misalnya, “Allah,,,Akbar” (Ini, kalau dia adalah orang yang rajin berdzikir), atau mengatakan perkataan yang kotor seperti “Anjing”, dan lain-lain;
  6. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai pada anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung yang terasa dingin dan lembab;
  7. Kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat;
  8. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas nampak lebih pasrah menerima.
Setelah kita mengetahui ciri-ciri orang yang sedang sekarat diatas, maka kewajiban kita adalah mentalqin (membisikan, membimbing mengucapkah “Laa Ilaaha Illallah” atau kalimat syahadat.

Melihat batapa sakitnya sakarotul maut maka bagi sseorang yang mengalami sakit keras hendaknya dilakukan hal-hal antara lain :
  1. Di bimbing agar berbaik sangka kepada Allah subhanahu wa ta'ala, Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda : “Jangan sampai seorang dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah” selanjutnya Ibnu Abas berkata”Apabila kamu melihat seseorang menghadapi maut, hiburlah dia supaya bersangka baik pada Robbnya dan akan berjumpa dengan Robbnya itu”(HR: Muslim )
  2. Hendaklah mendo’akannya dan mengucapkan kata-kata yang baik. Dari Ummu Salamah berkata : Rasulullah sholallahu alaihi wassalambersabda: “Apabila kalian mendatangi orang yang sedang sakit atau orang yang hampir mati, maka hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang baik-baik karena para malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.”
  3. Membasahi kerongkongannya dengan air. Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)
Akhirnya, kematian adalah rahasia Allah. Mungkin saja ternyata kitalah yang akan mengalaminya, maka carilah teman yang faham agama yang bisa membimbing kita saat kita menghadapi kematian, bukannya mencari teman yang suka bermaksiat karena teman seperti itu hanya akan membawa bencana untuk kita. 
Semoga bermanfaat

Menyediakan Makanan

Disunnahkan menyediakan makanan bagi keluarga yang meninggal. Diterima dari Abdullah bin ja'far bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Buatlah makanan buat keluarga Ja'far, karena mereka sedang ditimpa musibah yang merepotkan mereka." (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah, juga oleh Turmudzi yang menyatakannya hasan lagi shahih). Perbuatan ini disunnahkan oleh Allah, karena ia merupakan kewajiban dan pendekatan diri kepada keluarga mayat dan tetangga.

اِصْنَعُوْا لِاَلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَقَدْ اَتَاهُمْ مَا يُغْشِلُهُمْ
“Buatlah makanan bagi keluarga ja’far, karena mereka dalam kesusahan.” (HR Al-Khamsah)

Berkata Syafi'i: "Sebaiknya dibuatkan makanan buat keluarga mayat itu, cukup untuk mengenyangkan mereka selama satu hari dan satu malam, karena itu adalah sunat dan adalah sunat dan merupakan perbuatan orang-orang berbudi." 

Para ulama memandang makruh, jika keluarga mayat menyediakan makanan buat orang-orang yang datang berkumpul, karena hal itu akan menambah kemalangan mereka, serta meniru perbuatan orang-orang jahiliyah. Sebagian ulama malah menganggapnya haram. Adapun Ibnu Qudamah, ia berkata : Jika hal itu diperlukan, maka tak ada salahnya, karena mungkin diantara yang melawat itu, terdapat orang-orang dari dusun atau tempat-tempat jauh, hingga mereka terpaksa menginap. Dan hal ini mau tak mau tuan rumah tentu harus menjamu mereka. Allahu a'lam. 

Pemberitahuan Kematian

Disunnahkan memberitahukan kematiannya kepada kaum kerabat dan handai taulan. 

Para ulama menganngap sunnah memberitahukan atau mengabarkan kematian seseorang kepada kaum kerabat, handai taulan, dan orang-orang shaleh, agar mereka turut beroleh pahala dalam penyelenggaraannya. 

Berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. oleh jama'ah: "Bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam memberitahukan kepada umum kemangkatan Negus Raja Ethiopia atau Habsyi pada hari wafatnya, dan membawa mereka ke mesjid, lalu diaturnya shaf para sahabatnya dan disholatkannya dengan membaca empat kali takbir." Dan diriwayatkan pula oleh Ahmad dan Bukhari dari Anas r.a.: "Bahwa Nabi Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam memberitahukan berpulangnya Zaid, Ja'far dan Ibnu Ruwahah sebelum diketahui oleh umum." 


Baitul Hamdi

Disunnahkan bagi orang Mukmin mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilahi raji'un' serta berdoa kepada Allah, Jika kematian salah seorang keluarganya, atau jika mendengar kabar ada seseorang meninggal dunia.

Diriwayatkan oleh Turmudzi dari Abu Musa Al-Asy'ari r.a. bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda : "Jika putra dari seorang hamba meninggal dunia, maka Allah akan berfirman kepada Malaikat-Nya: 'Kamu cabutkah nyawa putera hamba-Ku'? Ujar mereka :'Benar!' kamu cabut nyawa buah hatinya'? 'Benar' ujar mereka. 'Lalu apa kata hamba-Ku itu'? tanya Allah pula. 'Ia mengucapkan alhamdulillah dan inna lillah' Maka firman Allah: 'Bangunlah sebuah rumah untuk hamba-Ku ini dalam surga, namakan dia baitul-hamd (rumah pujian). Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. oleh Bukhari bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Berfiman Allah Ta'ala: "Tak ada ganjaran yang akan Kuberikan kepada seorang hamba yang Kucabut nyawa kekasihnya di atas dunia, lalu diterimanya dengan hati sabar, kecuali surga'!" 


Rabu, 27 Agustus 2014

Menangisi Mayat

Disunnahkan bagi orang Mukmin mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilahi raji'un' serta berdoa kepada Allah, Jika kematian salah seorang keluarganya, atau jika mendengar kabar ada seseorang meninggal dunia.

Boleh menanggis...

Para ulama telah ijma' bahwa menangisi mayat itu hukumnya boleh, asal tidak disertai ratapan dan pekikan. Dan Thabrani meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid, katanya: "Diberi keringanan menangis itu, jika tidak disertai ratapan." Adapun tangis yang berbuah-buah dan disertai pekikan, maka demikian itu salah satu sebab tersiksanya dan pahitnya pendertiaannya." Diterima dari Ibnu Umar r.a. bahwa tatkala Umar ditikam ia tidak sadarkan diri, maka ditangisi orang, Setelah ia sadar ia mengatakan: "Tidakkah Tuan-Tuan tahu bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya mayat itu akan disiksa karena ditangisi oleh orang yang hidup." Maksudnya : mayat akan merasa sedih dan tersiksa oleh tangisan keluarganya, karena ia akan mendengar tangis dan melihat apa-apa yang mereka lakukan, bukan si mayat akan dihukum dan disiksa disebabkan tangis keluarganya, karena dosa seseorang tidaklah akan dipikul oleh orang lain. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abu Hurairah r.a.: "Sesungguhnya perbuatanmu akan dihadapkan kepada kaum kerabatmu yang telah meninggal. Jika dilihatnya baik, maka mereka akan gembira, dan jika dilihatnya jelek, mereka akan kecewa." 

Menangis Meraung-raung...

Menangis Meraung-raung (An-Nihayah). Nihayah terambil dari kata nauh, artinya ialah menangis dengan meraung-raung. Ada beberapa hadits yang menegaskan haramnya. Diantaranya ialah yang diterima dari Abu Malik al-Asy'ari bahwa Nabi saw. bersabda: "Ada empat macam adat jahiliyah yang masih terdapat di kalangan umatku dan masih belum mereka tinggalkan: Membangga-banggakan kasta, menjelek-jelekkan asal-usul seseorang, menggantungkan turunnya hujan pada bitang-bintang dan meraung-raung meratapi mayat." Sabda beliau selanjutnya: "Perempuan yang meratapi mayat, jika ia belum taubat sebelum meninggal, akan disuruh berdiri pada hari kiamat dengan memakai kemeja dari bahan yang mudah menyala dan blus dari paku." (Riwayat Ahmad dan Muslim).

Dari pada itu pula, keluarga yang ditinggalkan dilarang keras untuk meratap, apalagi jika disertai dengan menampar-nampar pipi dan merobek-robek baju. Nabi SAW bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ اْلخُدُوْدَ وَشَقَّ الْجُيُوْبَ وَدَعَى بِدَعْوَةِ الْجَاهِلِيَّةِ
“Bukanlah golongan kami orang yang suka menampar-nampar pipi, merobek-robek baju, dan berteriak-teriak dengan cara jahiliyah.” (Muttafaq Alaih)

Dalam sebuah hadits juga disebutkan:

اَنَّ رَسُوْلَ للهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ يَعُوْدُ عَبْدَ اللهِ بْنَ ثَابِتٍ, فَوَجَدَهُ قَدْ غُلِبَ, فَصَاحَ بِهِ فَلَمْ يُجِبْهُ فَاسْتَرْجَعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَقَالَ: غُلِبْنَا عَلَيْكَ يَا اَبَا الرَّبِيْعِ فَصَاحَ النِّسْوَةُ وَبَكَيْنَ, فَجَعَلَ اِبْنُ عَتِيْكٍ يُسَكِّتُهُنَّ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ: دَعْهُنَّ, فَاِذَاوَجَبَ فَلاَ تَبْكِيَنَّ بَاكِيَةٌ, قَالَ: وَمَا الْوُجُوْبُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اِذَا مَاتَ.


Rasulullah sholallahu alaihi wassalam datang menjenguk Abdullah Ibn Tsabit, maka beliau menjumpainya dalam keadaan telah tidak sadarkan diri. Lalu beliau Rasulullah sholallahu alaihi wassalam menyerunya, tetapi ia tidak menjawab, maka beliau Rasulullah sholallahu alaihi wassalam mengucapkan istirja’ dan bersabda, “kami pun tidak dapat berbuat apa-apa terhadap dirimu, hai Abu Rabi’.” Maka kalangan wanita dari sekeluarganya menjerit dan menangis, lalu Ibnu Atik sibuk mendiamkan mereka, lalu Rasulullah bersabda: “biarkanlah mereka. Tetapi apabila ia telah mati, jangan sekali-kali ada seorang wanita pun yang menangis.” Ibnu Atik bertanya “apakah yang dimaksud dengan istilah al-wujub itu, wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “apabila telah mati.” 

Usia umat Muhammad sholallahu alaihi wassalam...

Diriwayatkan oleh Turmudzi dari Abu Hurairah r.a., bahwa nabi saw. bersabda: " Usia umatku antara enampuluh hingga tujuh puluh tahun, dan hanya sedikit diantara mereka yang mencapai lebih dari itu."

Menjenguk orang sakit

Adab dalam Sakit dan menjenguk Orang Sakit...

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Definisi sakit adalah : berasa tidak nyaman di tubuh (bagian tubuh) krn menderita sesuatu (demam, sakit perut, dsb):

Sakit memiliki beberapa pengertian sebagai berikut : 
  1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Menurut Pemons, 1972) 
  2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins) 
  3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary)
Hadits Tentang Sakit

 Ada beberapa hadits yang menegaskan bahwa sakit itu dapat menghapus kesalahan dan melenyapkan dosa. Dibawah ini disebutkan sebagian diantaranya:
  1. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiallahu.anhu. bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda: "Siapa yang akan beroleh limpahan kebaikan dari Allah, lebih dulu akan diberinya cobaan." Juga diriwayatkan oleh mereka berdua bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda: "Tidak satu musibah pun yang menimpa diri seorang Muslim, baik berupa kesusahan dan penderitaan, kesedihan dan kedukaan, maupun penyakit, bahkan karena sepotong duri yang mencocok anggotanya, kecuali dihapuskan Allah dengan itu sebagian dari kesalahan-kesalahannya." 
  2. Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah Radhiallahu.anhu, katanya: "telah bersabda Rasulullah sholallahu alaihi wassalam : "Perumpamaan orang Mukmin itu adalah seperti tanaman yang penyakitan, ia bergoyang dan condong ke mana dibawa angin. Maka bila ia ditimpa musibah ia akan condong, tetapi akan tegak kembali. Sebaliknya orang durjana adalah seperti tanaman padi yang lurus dan kaku, hingga mudah dan tercabut bila dikehendaki Allah."  
Adab saat Sakit...

Hendaklah orang yang sakit itu sabar dan tabah. Beberapa hadits Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam sebagai berikut :
  1. Diriwayatkan oleh Muslim dari Shuheib bin Sanan bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda : "Sunguh ajaib perihal seorang Mukmin itu! Bagaimana juga keadaannya, semuanya baik - dan ini tidak akan ditemukan kecuali pada orang Mukmin - Jika ia mendapat kegembiraan, ia akan bersyukur, dan itu merupakan kebaikan, dan jika ia ditimpa kemalangan, ia akan bersabar, dan itu juga merupakan kebaikan baginya." 
  2. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas r.a., katanya: "Saya dengar Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman: 'Jika seorang hamba mendapat cobaan dari-Ku mengenai dua kesayangannya, maka ia sabar, nanti akan Kuganti dengan surga'. Maksudnya kedua matanya." 
Boleh mengadukan rasa Sakitnya...

Boleh mengadukan rasa Sakitnya, tapi tidak disertai mengeluh, kecewa dan marah. 

  1. Sebagaimana Rasulullah sholallahu alaihi wassalam  pernah berkata: "Saya rasa badan saya amat panas, sampai dua kali panas badan Tuan-Tuan di waktu demam." Demikian pula, 'Aisyah r.a. pernah mengadukan rasa sakit kepalanya kepada Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam, hanya sebelum menyampaikan apa yang dideritanya, sebaiknya didahului bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana dicontohkan Nabi Ya'kub: "Hanya saya adukan kesedihan dan kedukaan saya kepada Allah." Dan sabda Rasul: "Ya Allah, kepada-Mu aku mengadu, betapa lemahnya tenagaku..." Amalan Si Sakit Dicatat Sebagaimana Waktu Sehat. 
  2. Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Musa al-Asy'ari bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda: "Bila seorang hamba ditimpa sakit atau mengadakan perjalanan dicatatlah untuknya amalan seperti yang biasa dilakukan selagi mukim dan sehat."  
Keutamaan menjenguk Orang Sakit..

Salah satu dari adab kesopanan islam, ialah agar orang Islam itu menjenguk orang yang sakit dan menjajaki keadaannya, demi untuk menghibur hatinya dan menunaikan haknya. Berkata Ibnu Abbas r.a.: "Menjenguk si sakit di pagi hari adalah sunnah, dan jika setelah itu, sukarela." Mengenai hadits-hadits keutamaan menjenguk orang sakit, ada banyak, diantaranya : 
  1. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah r.a., katanya: Telah bersabda Rasulullah sholallahu alaihi wassalam : "Siapa yang menjenguk orang yang sakit, maka akan terdengarlah seruan dari langit: Baik sekali perbuatan Anda, baik sekali kunjungan Anda, dan Anda telah menyediakan suatu tempat tinggal dalam surga."
  2. Diterima dari Tsauban bahwa nabi saw. bersabda: "Seorang Muslim bila menjenguk saudaranya yang Muslim akan selalu berada di tengah khurfah surga sampai ia kembali." Ketika ditanyakan orang apa artinya khurfah surga itu, maka ujarnya: "Hasil buahnya." 
  3. Diterima dari Ali r.a. bahwa ia mendengar Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda: "Setiap Muslim yang menjenguk Muslim lainnya di wktu pagi, akan didoakan oleh tujuh puluh ribu Malikat sampai sore, dan jika ia menjenguknya di waktu sore, akan didoakan oleh tujuh puluh ribu Malaikaat hingga waktu pagi, sedang dalam surga tersedia buah-buahan yang telah dipetik." Diriwayatkan oleh Turmudzi yang menyatakan sebagai hadits hasan, 
Adab menjenguk Orang Sakit...

Salah satu kewajiban muslim terhadap muslim lainnya adalah menjenguk orang sakit sebagai setia kawan dengan sesama muslim agar yang bersangkutan tidak kesepian, bersabar, serta lekas sembuh. Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda :


حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلاَمِ وَ عِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَاِتْبَاعُ الْجَنَازَةِ وَاِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيَةُ اْلعَاطِشِ

Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya ada lima macam yaitu: menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengantarkan jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin (Muttafaq Alaih)

Disunnatkan mendo'akan si sakit agar cepat sembuh dan sehat kembali, memberinya nasihat agar tabah dan sabar, menyampaikan ucapan-ucapan yang baik yang dapat menghibur hati dan menguatkan jiwanya.
  1. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda: "Jika kamu menemui si sakti, tiupkanlah harapan untuknya lanjut usia, Memang demikian itu tidak dapat menolak takdir, tetapi akan menenteramkan jiwa si sakit! Dan shalawat dan salam dari Allah akan terlimpah atasnya." Misalnya dengan kalimat: "Tidak apa-apa insya Allah lekas sembuh." Dan disunahkan memendekkan waktu berkunjung, dan menjarangkannya sepatutnya agar tidak menyusahkan si sakit, kecuali jika ia menghendaki sebaliknya. 
  2. Wanita menjenguk pria. Bukhari berkata bahwa Ummu Darda datang menjenguk seorang laki-laki keluarga masjid dari kalangan Anshar. Dan diriwayatkan oleh 'Aisyah r.a. bahwa ketika Abu Bakar dan Bilal sakit ditimpa demam panas, beliau ("Aisyah r.a.) datang menjenguk keduanya; dan ketika hal ini dikabarkan kepada Rasulullah sholallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: "Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami cinta kepada Mekkah atau lebih lagi! Ya Allah, jadikanlah ia darah yang sehat dan limpahkanlah berkah pada takaran dan timbangannya, serta singkirkanlah penyakit demamnya, dan hanyutkanlah ia dibawa banjir."
  3. Orang Islam menjenguk kafir. Hukumnya diperbolehkan, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari: "Diriwayatkan dari Anas r.a. bahwa seorang anak Yahudi menjadi pelayan bagi Nabi sholallahu alaihi wassalam Anak itu jatuh sakit, maka Nabi pun datang menjenguknya, Sabdanya: 'Masuk Islamlah kamu'! Lalu ia pun masuk islamlah. Dan diceritakan pula oleh Sa'id ibnul Musayab dari bapaknya, bahwa ketika Abu Thalib dalam sakit yang membawa ajalnya, ia dijenguk oleh Nabi saw." 
  4. Menjenguk orang yang sakit mata. Hukumnya diperbolehkan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Zaid bin Arqam, katanya: "Saya dijenguk oleh Rasulullah sholallahu alaihi wassalam sewaktu saya ditimpa oleh sakit pada kedua belah mata. Minta dido'akan oleh si sakit. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Umar r.a. bahwa Rasulullahsholallahu alaihi wassalam bersabda : "Jika kamu datang menjenguk si sakit, suruhlah ia berdoa untukmu, karena doanya seperti doa Malaikat" - Yakni besar kemungkinan dikabulkan-Nya - Berkata pengarang Az-Zawaid: "Isnadnya sah dan orang-orangnya dapat dipercaya, tetapi sayang hadits ini munqathi' artinya terputus."                    

Berobat Sesuai Sunnah

Islam memberi perhatian yang sangat serius terhadap kesehatan. Orang yang sehat dan kuat lebih utama daripada orang lemah dan sakit.

المؤمن القوي خير وأحب الى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير 

Kesehatan merupakan sarana yang paling utama bagi manusia dalam melaksanakan tugas kehambaan dan kekhalifahannya di bumi.


Berobat itu disuruh oleh agama...  

Tidak hanya satu atau dua hadits saja yang menganjurkannya.
  1. Diriwayatkan dari Usamah bin Syureik oleh Ahmad dan Ash-Habus Sunan serta dipandang sah oleh Turmudzi, katanya: "Saya datang menemui Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam dan sahabat-sahabatnya, saya dapati seolah-olah di atas kepala mereka ada burung bertengger disebabkan hormat dan takzim mereka kepada Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam, saya pun memberi salam, lalu duduk. Kemudian berdatanganlah orang-orang Badui dari sana-sini, tanya mereka: 'Ya Rasulullah, apakah kami boleh berobat '?" Ujar Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam : "Berobatlah kamu, karena Allah Ta'ala tidak menaruh sesuatu penyakit, melainkan menyediakan obatnya, kecuali suatu penyakit, yaitu penyakit tua."
  2. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Rodhiallah anhu. oleh Nasa'i dan ibnu Majah, juga oleh Hakim yang menyatakan sahnya, bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda : "Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan sesuatu penyakit melainkan juga menurunkan obatnya. Dari itu berobatlah kamu!"
  3. Diriwayatkan pula oleh Muslim dari,Jabir Radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wassalam besabda: "Setiap penyakit ada obatnya, maka jika sakit telah diobati, ia akan sembuh dengan izin Allah."

Berobat yang haram...

Jumhur (mayoritas) ulama bependapat, bahwa pengobatan dengan tuak dan barang-barang terlarang lainnya hukumnya Haram...!. Mereka mengambil alasan kepada hadits-hadits berikut : 
  1. Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, Turmudzi dari Wa'il bin Hajar al-Hadrami, bahwa Tharik bin Suwaid menanyakan kepada Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam tentang tuak yang dijadikannya obat. Maka sabda Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam.:" إنه ليس بدواء ولكنه داء (Itu bukanlah obat, tetapi penyakit!)" 
  2. Diriwayatkan oleh Baihaqi dari Ummu Salamah dan dinyatakan sah oleh Ibnu Hibban bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda: إن الله لم يجعل شفاءكم فيما حرَّم عليكم "Sesungguhnya Allah tiada menjadikan obat dari barang yang diharamkan atasmu." (Hadits ini juga disebutkan oleh Bukhari dan Ibnu Mas'ud).
  3. Diriwayatkan dari Abu Daud dari Abu Darda' bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam bersabda:    إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ   "Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat, serta menjadikan bagi setiap penyakit itu obatnya, Dari itu berobatlah kamu, tetapi jangan berobat dengan yang haram!" (Di dalam sanadnya terdapat Ismail bin 'Abbasy, seorang yang dapat dipercaya oleh orang-orang Syam, tetapi dianggap lemah oleh orang-orang Hejaz).
  4. Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Muslim, Turmudzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah Rodhiallahu anhu, katanya: "Rasulullah telah melarang memakai obat yang keji, yakni racun."

Berobat kepada Dokter non Muslim..

Dalam kitab "Al-Adabusy Syar'iyah" disebutkan perkataan Syeh Taqiyyuddin: "Jika seseorang Yahudi atau Nasrani ahli dalam ilmu ketabiban dan dapat dipercaya, boleh ia diangkat sebagai dokter, sebagaimana ia boleh dititipi harta aatau dihubungi dalam soal perdagangan." Dalam kitab Shahih tersebut bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam tatkala hijrah mengupah seorang penunjuk jalan yang berpengalaman, dan diberinya amanat mengenai nyawa dan hartanya. Begitupunn orang-orang suku khuaa'ah digunakan oleh Rasulullah sholallahu alaihi wassalam sebagai mata-mata, baik yang Islam maupun yang kafirnya, juga pernah diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam menyuruh berobat kepada Harits bin Kaldah, sedang ia seorang kafir. Hanya jika masih dapat berobat kepada seorang dokter Islam, maka tak boleh kepada lainnya, sebagaimana halnya bila ia dapat menitip pada atau berhubungan dagang dengannya. Tetapi jika ia terpaksa untuk memberi amanat atau berobat kepada seorang kafir kitabi, maka boleh saja, taka ada larangan terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani, bahkan kalau dapat berdialog dengan mereka dengan cara yang lebih baik, maka itu suatu hal yang terpuji.

Berobat kepada Dokter lawan Jenis...

Laki-laki boleh mengobati wanita, dan wanita boleh pula mengobati laki-laki jika dalam keadaan darurat. 
  1. Diriwayatkan dari Rubayyi binti Mu'awwidz bin 'Afra, katanya: "Kami ikut berperang bersama Rasulullah saw.dan bertugas melayani dan memberi minum tentara dan mengantarkan jenazah orang-orang luka ke Madinah."
  2. Berkata Al-Hafizh alam Al-Falah: "Diperbolehkan mengobati orang-orang lain jenis, di waktu darurat, dan hal-hal mengenai soal melihat, meraba dengan tangan dan lain-lain, hendakalh dilakukan sekedar perlunya.
  3. Berkata pula Ibnu Muflih dan Al-Adabusy Syar'iyyah: "Jika seorang wanita sakit dan tak ada dokter yang akan mengobatinya kecuali dokter laki-laki, bolehlah dokter itu melhat anggota tubuh si sakit yang perlu dilihatnya, gahkan kemaluan sekalipun. Demikian pula dokter wanita terhadap pasien laki-laki."

Berobat dengan Mantra (Ruqyah) Dan  Do'a-Do'a...

Disayari'atkan pengobatan dengan mantera dan Do'a-do'a jika mengandung dzikir kepada Allah dan diucapkan dengan bahasa Arab yang dapat dimengerti. Karena kata-kata yang tidak dapat dimengerti, tidak dapat dijamin akan bebas dari unsur-unsur kemusyrikan.
Diterima dari 'Auf bin Malik, katanya: 

 كُنَّ نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ  

"Di masa jahiliyah, kami melakukan pengobatan dengan mantera-mantera, lalu kami tanyakan: 'Ya Rasulullah, bagaimana pendapat  Anda dalam hal ini'? Ujar Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam : 'Coba bawa kepadaku mantera tuan-tuan itu. Tidak apa mantera jika tidak mengandung kemusyrikan'." (Diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Daud). Menurut Syafi'i, mengenai mantera, ujarnya: " Tidak apa membaca mantera yang terambil dari Kitabullah, atau dzikir-dzikir yang Anda ketahui."

Beberapa Do'a Dari Nabi saw. Mengenai Pengobatan

  1. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah Rodhiallahu anha : "Bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam biasa mohon perlindungan bagi sebagian keluarganya. Disapunya dengan tangan kanannya, lalu katanya:اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبِأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَفَمًا  'Ya Allah, Tuhan Manusia! Lenyapkanlah penderitaan dan sembuhkanlah, karena Engkaulah yang dapat menyembuhkan. Tak ada penyembuhan kecuali penyembuhan-Mu, yakni penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lagi'."
  2. Diriwayatkan oleh Muslim dari Utsman bin Abil 'Ash bahwa ia mengadukan rasa sakit yang dideritanya di tubuhnya kepada Rasulullah sholallahu alaihi wassalam. Maka sabda Rasulullah sholallahu alaihi wassalam : 'Taruhlah tanganmu di atas bagian tuhuh yang terasa sakit itu, dan ucapkanlah: 'Bismillah', lalu sebutkanlah tujuh kali أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ'Aku berlindung dengan kemuliaan dan kebesaran Allah dari bencana penyakit yang kurasakan dan kucemaskan ini'!" Kata Utsman selanjutnya: "Kulakukanlah demikian itu beberapa kali, maka Allah pun melenyapkan penyakitku itu, dan selalulah kusuruh melakukan dan membaca doa itu kepad keluargaku dan juga kepada orang-orang lain."
  3. Diterima dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad sholallahu alaihi wassalam berpesan: "Barang siapa menengok orang sakit yang belum lagi akan sampai ajalnya, lalu diucapkannya di hadapannya doa ini sebanyak tujuh kali: أَسْأَلُكَ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيْكَ'Aku memohon kepda Allah yang Mahabesar, Tuhan dari 'arasy, untuk menyembuhkanmu', maka Allah akan menyembuhkan si sakit dari penyakitnya itu." (Diriwayatkan oleh Abu Daud, juga oleh Turmudzi yang menyatakannya sebagai hadits hasan, sedang menurut Hakim, hadits ini sah menurut syarat Bukhari).
  4. Muslim meriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqash bahwa Rasulullah saw. menjenguknya ketika ia sakit, dan berdoa: اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا "Ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad ! Ya Allah, sembuhkanlha Sa'ad! Ya Allah , sembuhkanlah Sa'ad!"
                      ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ                          “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga bermanfaat.
 
Blogger Templates
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم